
pojokmedia.com/ — Forum tahunan Kongres Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kalimantan (BEM SEKA) kembali digelar pada 17–21 Juni 2025 di Universitas Mulia, Balikpapan. Kegiatan ini mempertemukan perwakilan mahasiswa dari 25 perguruan tinggi di lima provinsi: Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara.
Selama lima hari, forum diramaikan dengan dinamika perdebatan isu strategis dan gagasan yang mewakili kondisi sosial di masing-masing wilayah. Isu pendidikan, kesehatan, hingga ketimpangan pembangunan ekonomi menjadi topik dominan dalam sidang-sidang pleno.
Puncak forum menetapkan Andi Muhammad Akmal, delegasi dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, sebagai Koordinator Pusat BEM SEKA yang baru. Bersama struktur koordinator isu lainnya, Andi diamanahkan untuk membawa isu-isu regional Kalimantan ke panggung nasional. Kongres juga memutuskan bahwa Kongres BEM SEKA ke-13 tahun depan akan dilangsungkan di IAHN Tampung Penyang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Namun, dinamika tak berhenti di dalam forum resmi. Di balik proses pemilihan koordinator pusat yang berjalan melalui mekanisme suara terbuka, muncul klaim sepihak dari kubu delegasi Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat. Danil Huda, delegasi dari kampus tersebut, disebut menggelar forum tandingan dan menyatakan diri sebagai Koordinator Pusat versi mereka.
Klaim itu ditanggapi dengan keberatan oleh peserta resmi kongres. Mereka menilai tindakan tersebut inkonstitusional dan tidak mencerminkan semangat kolektif mahasiswa Kalimantan. Beberapa delegasi yang hadir menyebut bahwa Danil telah mengetahui hasil suara akhir yang memenangkan Andi, namun tetap memilih untuk mendeklarasikan klaimnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar terkait forum tandingan tersebut. Sementara itu, pihak panitia menyatakan bahwa hasil kongres tetap sah dan mengacu pada notulen resmi yang disepakati bersama.
Kongres BEM SEKA tahun ini menjadi catatan penting dalam perjalanan konsolidasi mahasiswa lintas provinsi di Kalimantan. Di tengah urgensi memperjuangkan isu regional ke tingkat nasional, forum ini juga menghadapi tantangan menjaga soliditas internal dan kredibilitas proses demokrasi di kalangan mahasiswa sendiri. (Red)