pojokmedia.com/ — Di tengah kebutuhan akan pemuda yang lebih terorganisir dan berorientasi pada kerja profesional, organisasi Beyond Profesional (Bepro) Kalimantan Timur mengambil langkah strategis. Hal itu ditandai dangan dikukuhkannya delapan Dewan Pengurus Cabang (DPC) diikuti Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang bertempat di Hotel Astara, Balikpapan pada Sabtu, (28/6/2025).

Di bawah tema “Membangun Pondasi Pemuda Profesional dari Kaltim untuk Indonesia”, Bepro menegaskan kembali misinya demi mencetak generasi muda yang tak hanya kompeten secara individu, tapi juga mampu membaca tantangan zaman dan meresponsnya secara kolektif.

Ketua Bepro Kaltim, Muhammad Syafii, menyebut bahwa agenda ini tak hanya dimaknai sebagai seremoni organisasi, melainkan juga sebagai tonggak untuk menata ulang arah gerakan kepemudaan di Benua Etam.

“Pelantikan ini bukan titik akhir. Ini justru pijakan awal untuk membangun ekosistem pemuda yang siap bekerja, berkolaborasi, dan berkontribusi nyata,” katanya di sela kegiatan.

Delapan DPC yang dikukuhkan menandai pelebaran struktur Bepro ke tingkat kabupaten/kota. Namun lebih dari sekadar ekspansi formal, menurut Syafii, konsolidasi ini disebut sebagai cara memperkuat simpul-simpul gerakan pemuda berbasis kapasitas dan keberdayaan.

Melalui forum Rakerda, Bepro merumuskan agenda strategis yang berpijak pada isu-isu aktual, seperti penguatan ekonomi kreatif, pemanfaatan teknologi digital, dan keterlibatan pemuda dalam pembangunan yang berkelanjutan.

“Gerakan kami tidak boleh berhenti pada diskusi internal. Harus nyata. Harus sampai ke masyarakat,” tegasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Wakil Gubernur Kalimantan Timur turut memberikan sambutan secara daring. Sementara Pangdam VI/Mulawarman dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kaltim hadir langsung di lokasi mendukung konsolidasi kepemudaan ini.

Tak hanya dari unsur pemerintah, dukungan juga datang dari sektor swasta. Asnawi Group, melalui Abdul Aziz Asnawi yang juga menjadi Dewan Pembina Bepro Kaltim, menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia usaha dan gerakan pemuda.

“Pemuda yang terkoneksi dengan dunia industri akan lebih adaptif dan mampu mengambil peran dalam proses pembangunan,” beber Aziz.

Lebih jauh, Bepro menempatkan dirinya bukan sekadar sebagai organisasi pengembangan kapasitas, tetapi juga sebagai katalisator transformasi sosial. Di tengah derasnya arus disrupsi, Syafii menegaskan bahwa pemuda tidak boleh hanya dianggap sebagai potensi masa depan.

“Pemuda harus diposisikan sebagai aktor hari ini. Karena tantangan zaman tidak menunggu,” pungkas Ketua Bepro Kaltim.